Moment saat Bupati Pacitan ingin menyerahkan Pakaian khas Pacitan ke ketua umum ARPAC |
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan resmi meluncurkan pakaian adat atau pakaian khas Pacitan. Melalui keputusan Keputusan Bupati Nomor 188.45/134/KTPS/407.12/2015 tentang Pakaian Khas Pacitan, pakaian khas Pacitan tersebut berwaran hitam dan putih.
Namun demikian bukan bermotif lurik atau batik khas Pacitan, pakaian khas Pacitan ini menggunakan kerah model Mataram Kuno dengan penjalu.
Dalam unggahan resmi di laman instagram Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Pacitan, Kamis (27/4/2023), peluncuran baju khas Pacitan ini disebut dalam rangka melestarikan, mempromosikan dan mengembangkan salah satu budaya Daerah melalui penggunaan pakaian.
Lalu apa filosofi pakaian khas Pacitan ini?
Untuk warna hitam atau putih disebut melambangkan sebuah kekuatan dan keseriusan. Sementara kancing berjumlah lima bisa diambil dari jumlah sila dalam Pancasila, bisa diambil dari jumlah sholat lima waktu dan bisa diambil sebagai identitas Pacitan dengan Gunung Limo.
“Kerah baju perpaduan model mataram kuno dan panjalu, tali kancing untuk menyatukan dua sisi biar tidak terjadi tumpeng suh, tumpeng tindih antara penguasa dengan rakyatnya,”demikian penjelasan dalam unggahan tersebut.
Selain itu, filosofi lainnya adalah lipatan 3 di punggung dan jumlah saku 3 saku mempunyai makna angka yang sempurna dan sangat kuat, bahkan ada yang mengartikan angka tiga sebagai angka malaikat.
Dalam kesempatan lain, Bupati pacitan juga menyerahkan baju khas ini langsung kepada ketua umum Anak Rantau Pacitan yang langsung dilepas dari badan ketika menghadiri acara Halal Bi Halal ARPAC yang diselenggarakan pada senin, 24 April 2023 di tempat wisata Monumen Pangsar Jendral Soedirman , Pakis Baru, Nawangan.
"Syukur Alhamdulillah, dapat warisan langsung dari Pak Bupati, semoga bisa mewarisi keteledanan beliau". Ungkap Ketua Umum ARPAC , Gondho Edi Suwarsito.
ARPACNEWS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar