Arpac1001.com / PACITAN - Sebagai kaum urban atau perantau, siapa yang tidak merindukan kampung halaman tercinta. Bisa merasakan mudik setahun sekali saja sudah merupakan kebahagiaan tersendiri, apalagi jika bisa menetap dikampung halaman dengan usahanya yang berjalan lancar.
Tidak bisa dipungkiri, hampir setiap orang yang meninggalkan kampung halaman untuk merantau bertujuan untuk mencari pekerjaan guna mendapatkan penghasilan yang bisa digunakan untuk kelangsungan hidup bersama keluarga.
Jika diminta untuk memilih, apakah lebih menghendaki hidup diperantauan atau hidup dikampung halaman, kebanyakan akan memilih hidup dikampung dengan segala kenyamanannya.
Tetapi pilihan untuk berurban tentu memiliki banyak alasan.
Namun tidak sedikit pula contoh dari beberapa orang yang sudah puluhan tahun bekerja di luar kota atau merantau tetapi pada akhirnya memilih untuk berusaha atau bekerja dikampung halaman.
Hal inipun dialami oleh beberapa perantau asal Pacitan yang sebelumnya menjalankan usaha atau bekerja di Ibu Kota serta pernah tergabung sebagai anggota Anak Rantau Pacitan ( ARPAC ), namun sekarang memilih untuk kembali kekampung halaman dan menjalankan usahanya.
Tidak mudah memang beradaptasi dengan lingkungan yang baru, walaupun pada hakekatnya lingkungan itu adalah tempat dimana sebelumnya dibesarkan. Namun karena sudah lama diluar kota, kampung halaman sendiri dirasa merupakan tempat yang sedikit asing.
Keberhasilan dari usaha yang digeluti dikampung halaman oleh beberapa mantan perantau yang sebelumnya tergabung menjadi anggota ARPAC ini bisa menjadi motovasi bagi yang lain, bahwa dikampung halaman pun tetap bisa sukses.
Beberapa contoh orang orang mantan perantau yang berhasil kembali ke kampung halaman dan merilis usahanya diantaranya :
- Susanto Jalal
Kepala Desa Gedompol/Susanto menyerahan bantuan untuk Program penanggulangan Covid-19 |
Bagi ARPAC, siapa yang tidak mengenal Susanto Jalal. Pria kelahiran Donorojo, Pacitan ini adalah salah satu Pengurus DPP ARPAC yang menjabat sebagai Wakil Ketua umum.
Selain dikalangan ARPAC, Susanto juga familiar di salah satu kantor Bank BRI cabang Cibubur, Jakarta Timur. Karirnya yang sedang menanjak di Bank tersebut ditinggalkan untuk memutuskan hijrah ke Kampung Halaman.
Ibarat gayung bersambut, setelah memutuskan Pulang kampung dan ada kesempatan untuk mengisi pencalonan kepala desa, Susanto tidak menyia nyiakan kesempatan ini dengan mendaftarkan dirinya sebagai Calon Kepala desa Gedompol, Kecamatan Donorojo, Pacitan.
Tidak hanya Dewi Fortuna yang mengikuti, Dewa keberuntunganpun ternyata merestui niat Susanto untuk menjadi Kepala Desa, dan tahun 2019 Merupakan titik awal memulai karirnya di Kampung halaman sebagai Kepala Desa setelah dirinya terpilih menjadi KADES.
- Arif Susanto
Meskipun sudah tidak berada ditanah rantau dan sudah tidak aktif menjadi anggota ARPAC, namun sosok Arif tidak pernah dilupakan terutama bagi anggota Anak Rantau Pacitan Dewan Pimpinan Wilayah Tangerang Kota. pasalnya, selama berada di Tangerang, tempat dimana Arif bekerja sebelumya, pria asal Tulakan ini pernah menjadi Ketua DPW Tangerang Kota.
Semasa bekerja dulu, Arif pernah menjadi staf disalah satu perusahaan besar di Kabupaten Tangerang, dan sekitar tahun 2015 memutuskan untuk kembali ke kampung halaman di Pacitan.
Berkat tekadnya yang kuat, saat ini sukses membuka usaha kuliner berupa Nasi Goreng Kambing dan Bakmi Surabaya yang buka di Wilayah Arjosari, Pacitan.
- Tina Berkah
Bertahun tahun buka usaha pemasangan AUDIO mobil di Tangerang, kini usaha tersebut dilanjutkan di kampung halaman. Meskipun berbeda tempat, namun sepertinya, kepiawaian dibidang audio mobil membuat usaha ibu yang satu ini tetap lancar jaya meskipun lokasi berada dikampung Halaman Pacitan.
Meskipun disebut berada dikampung halaman, bukan berarti lokasi usahanya berada dikampung pedalaman.
Bagi yang ingin memasang Audio di mobilnya, maka bisa menggunakan jasa pemasangan Audio mobil di lapaknya yang berlokasi di Pacitan kota.
- Sumarlin
Pada masa ketika Indonesia belum terbiasa dengan Android, Medsos, Internet, Quota data, dan gadget seperti sekarang, Warnet pada jaman dulu menjadi salah satu usaha yang menggiurkan. Selain belum banyak perangkat keras yang dimiliki oleh kebanyakan orang seperti sekarang, Warnet adalah salah satu tempat tujuan bagi sebagian orang, baik untuk mengerjakan Tugas maupun hanya sekedar berselancar di Internet.
Sebelum memutuskan untuk kembali ke kampung halaman ke Sudimoro, Pacitan, Sumarlin pernah menjalankan usaha buka Warnet selama beberapa Tahun.
Tidak diketahui alasan pastinya, Usaha buka Warnet yang sudah dijalaninya tidak dilanjutkan lagi dan memilih untuk bekerja disalah satu perusahaan. Hal inipun tidak berlangsung lama, Marlin memilih untuk resign dari perusahaan dan membuka toko Elektronik sampai pada akhirnya melanjutkan usahanya di kampung halaman.
Kini setelah berada dikampung halaman, Sumarlin membuka usaha Mini Market dan menjadi salah satu pendiri Majlis Dzikir yang sampai saat ini masih dalam tahap pembangunan.
Bagi siapapun yang akan menjadi donatur atau membantu pendirian Majlis Dzikir bisa langsung menghubungi Sumarlin.
- Yudi Krisdiyanto
Ibukota ternyata bukan menjadi pilihan terakhir untuk dijadikan tempat tinggal selamanya. setelah bertahun tahun bekerja di Jakarta, Yudi Krisdiyanto yang akrab dipanggil Basir ini memilih untuk resign dan membuka usaha dikampung halaman.
Hobi mencoba kulineran dari tempat satu ketempat lainya yang dulu sering dilakukan Yudi ketika berada di Jakarta sepertinya dijadikannya Ide untuk membuka usaha Kuliner dikampung Halamannya.
Tidak takut mencoba hal baru, Pria yang dulu dikenal dengan ketakutannya dalam memasang Gas LPG ke kompor, kini dilakoninya sendiri setelah usaha yang dijalaninya harus memaksa dirinya melakukan hal tersebut.
Hal lain yang bisa diambil contoh dari kerja kerasnya adalah kegigihanya melawan rasa takut demi mewujudkan cita citanya.
- Setiawan
Istilah New Normal kerap kita dengar belakangan sejak pandemi Covid-19 merebak keseluruh penjuru Dunia.
New Normal artinya melakukan aktifitas sehari hari tetapi dengan cara dan perilaku yang baru.
Perilaku yang dimaksud adalah ketika kita menjalankan aktifitas apapun harus memakai Masker Wajah, Selalu Mencuci tangan dengan sabun selama duapuluh detik, dan jaga jarak minimal satu meter dengan orang lain.
Selain perilaku yang baru atau sering disebut New Normal, ternyata di Pacitan juga ada makanan dengan memakai istilah New Normal.
Makanan tersebut bernama "SIOMAY NEW NORMAL" .
Siomay New Normal adalah produk makanan berupa siomai hasil karya ide dari Setiawan.
Setelah sebelumnya menggeluti pekerjaan yang tidak jauh berbeda dengan menjadi Juru Masak disalah satu Restoran di Jakarta Pusat, kini Setiawan memutuskan Pulang Kampung dan membuka usaha kuliner berupa Siomai yang hasilnya luar biasa.
- Edoy Rustam
Banyak tempat hiburan, banyak tempat nongkrong, banyak tempat untuk berlibur tidak membuat salah satu anggota ARPAC DPW Jakarta Utara ini memilih untuk menetap selamanya disini. Kesejukan udara dan kerukunan antar warga, serta suara hening ketika tengah malam dikampung lebih dipilih untuk ditinggalinya.
Tetapi bukan itu saja alasanya, Usaha yang dibuka setelah memutuskan untuk pulang kampung halaman ternyata berjalan lancar sesuai dengan harapan.
Bakat yang dari awal sudah dimilikinya dibidang aksesoris lampu pada Mobil dan Motor, dijadikannya tekad untuk membuka usaha aksesoris lampu hias di wilayah Punung, Pacitan.
Selain Aksesoris Lampu Hias pada Mobil dan Motor, Edoy juga membuka usaha peternakan untuk ayam potong yang hasilnya bisa mencapai Jutaan Rupiah tiap bulannya.
Apakah anda sebagai perantau juga akan memutuskan untuk mengikuti jejak orang sukses seperti pada contoh diatas ? atau sebaliknya ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar